Pembinaan Gunung Hutan : Gede (Selabintana)
Pendakian
kali ini kami lakukan di Gunung Gede, Sukabumi. Petualangan kami mulai dengan
berangkat pada hari Jum’at 26 April 2013. Kami berangkat dari bivak menuju pos
pendakian Selabintana pukul 21.55 dengan menggunakan angkot. Kami berangkat
lebih malam dari yang dijadwalkan (18.30 WIB) karena peserta yang mengetahui
lokasi Selabintana baru bisa hadir pukul 21.30. Kami tiba di Selabintana
sekitar pukul 01.35 (Sabtu dini hari) ini lebih lama satu jam dari estimasi
yang kami perkirakan karena macet sepanjang jalur. Untuk
menuju pos kami harus sedikit berjalan karena angkot tidak bisa masuk, dan
sampai pada pukul 02.00. Pos ini juga merupakan markas PANTERA. Kami tidak
mendirikan tenda untuk beristirahat dan tidur karena kami menginap di dalam pos
yang berupa pondok.
Sabtu, pukul 05.30 seksi konsumsi sudah terbangun
dan menyiapkan makanan. Pukul 06.15 kami sarapan dan bersiap untuk tracking. Pengurusan SIMAKSI dilakukan,
kami pemanasan dan siap untuk memulai perjalanan, tidak lupa berfoto terlebih
dahulu.Pukul 07.25 perjalankami mulai, dengan langkah pasti kami meninggalkan
pos pantera. Kami sempat salah arah mencari jalur masuk sejauh 7hm, bersyukur
kami bertemu warga yang memberitahukan jalan yang benar. Baru memasuki jalur
kami sudah dihadapi dengan tanjakan yang cukup curam, namun setelah itu jalur
datar kembali, banyak bonus di awal perjalanan ini. Pukul 08.35 kami istirahat
pertama selama 5 menit.
Perjalanan kami lanjutkan, banyak peserta yang
terkena pacet. Jalur Selabintana memang terkenal dengan banyaknya pacet dan
jalur terpanjang dibandingkan dengan jalur pendakian gede lainnya. Kami tidak
menemukan track terjal seperti yang digambarkan akan ditemukan pada jalur ini
hingga kami beristirahat ke-2 pada pukul 09.40. Medan selanjutnya sudah mulai
menanjak tapi masih banyak bonus datar yang ditemukan. Tidak terasa kami telah
berjalan sejauh 6,5km, pukul 10.35 kami beristirahat kembali sekitar 5 menit. Bonus
track datar sedari tadi ternyata hanya kenikmataan di awal perjalanan, karena
track selanjutnya berupa tanajakan yang tak berujung. Tidak ada petunjuk jalan
dan sudah sejauh apa kami berjalan. Satu-satunya petunjuk yang dapat kami lihat
adalah pita biru yang ada pada beberapa pohon. Jalur Selabintana yang
sesungguhnya mulai terlihat, jalan yang terus menanjak sekitar 45o-75o
terus kami hadapi. Vegetasi tanaman disepanjang jalur juga beragam. Kami banyak
melihat jenis jamur, terdapat pula tumbuhan menyerupai kantong semar yang
berwarna hitam, Bahkan kami sempat melihat ular yang melintang di jalur.
Perlahan tapi pasti kami tetap melangkahkan kaki
untuk menuju pos camp Surya Kencana. Jalanan terjal tak kunjung berhenti, sampai
pada akhirnya pukul 14.00 kami bertemu satu kelompok pendaki lain dan melihat
petunjuk jalan pos camp surya kencana 2 km lagi. Disini kami menemukan sumber air
dan memutuskan untuk isoma. Satu-satunya sumber air yang kami temukan hanya ada
disini, untuk para pendaki disarankan untuk menyediakan persediaan air yang
cukup. Mengingat perjalanan menuju sumber air ini sangat jauh.
Pukul 14.55 kami melanjutkan perjalanan menuju pos
surya kencana. Melihat waktu, kami memutuskan untuk membuat camp di surya kencana
dan mencapai puncak gede keesokan hari. Perjalanan 2km menuju surya kencana ini
ternyata lebih berat dari jalur sebelumnya dengan tanjakan yang benar-benar
full dari awal. Kaki terus kami langkahkan walaupun perlahan, dan pada pukul
16.25 kami tiba juga di pos camp Surya Kencana. Betapa lega rasanya melihat
banyak bunga edelweiss sebagai tanda pos tersebut.
Sampai gerbang surya kencana kami segera mencari
tempat untuk membuat tenda, beristirahat, dan menyiapkan makanan. Banyak
pendaki lain yang membuat camp di pos ini, sehingga suasana menjadi begitu
ramai. Hari sudah mulai gelap, makanan juga sudah matang, kami makan malam
pukul 20.15 dilanjutkan dengan briving. Karena telah melewati jalur yang jauh
dan 2 kondisi pendaki yang sedang tidak enak badan serta waktu yang kurang
memadai, kami memutuskan tidak akan mendaki puncak Pangrango esok hari, cukup
puncak Gunung Gede saja. Kami sudah masuk tenda pukul 20.55, dan tidur. Namun, ditengah
malam satu dari tiga tenda mengalami kebocoran akibat rembesan air dari bawah
tenda.
Minggu, pukul 04.30 sebagian dari kami sudah ada
yang terbangun dan menyiapkan makanan. Jika anda tidak mau repot, anda dapat
membeli nasi uduk disini. Sarapan pagi pukul 07.02, setelah itu packing dan
bersiap mencapai puncak gunung Gede. Pukul 08.13 kami melanjutkan petualangan
kami. Jalan menanjak namun berbentuk tangga batu. Tidak lama, kami mencapai
puncak pukul 09.32. Betapa senangnya hati ini, terutama RXVII akhirnya kami
mencapai puncak Gunung Gede untuk pertama kalinya.
Pukul 10.45 kami beranjak menuruni puncak, kami
tidak melalui jalur Selabintana lagi namun melalui jalur Cidahu. Jalur turun
ini diawali dengan jalur berpasir dan turunan yang terjal. Kami sempat harus
mengantri untuk menuruni jalur yang sangat terjal sehingga untuk menuruninya
memerlukan tali tambahan. Sekitar dua jam berjalan kami mencapai pos Kandang
Badak pukul 12.30.Perjalanan dilanjutkan hingga kami mencapai pos Kandang Batu
pukul 13.15, disini kami melakukan Isoma.
Pukul
15.00, perjalanan untuk turun kembali dilanjutkan. Kami melewati aliran air
panas di jalur ini. Tak terasa kami telah mencapai pos Cidahu pukul 17.00.
Pengurusan Simaksi setelah melakukkan pendakian segera kami lakukan.
Pukul 18.30 kami
berangkat pulang dari TNGGP menuju Dramaga. Jalan kami kembali terhambat oleh
kemacetan. Akhirnya pukul 20.55 kami tiba di Bivak Rimpala. Begitu senag
rasanya dapat kembali pulang dengan selamat tanpa ada hal buruk yang terjadi
pada semua tim pendaki. Begitu banyak pelajaran dan pengalaman yang kami dapat.
Semoga petualangan kali ini dapat menjadi pedoman dan penyemangat kami RXVII
khususnya untuk melakukan petualangan-petualangan lain, dapat menikmati dan
mengagumi kekayaan alam Indonesia yang lain.(Dewi R-XVII)
Komentar
Posting Komentar