Ekspedisi Taman Nasional Bali Barat
Pada bulan Ramadhan tahun 1434 H kemarin, RIMPALA kembali
mengadakan ekspedisi. Seperti tahun sebelumnya ekspedisi ini diadakan pada
bulan puasa, tantangan tersendiri bukan harus melakukan pengamatan dan
pengambilan data di lapangan dengan kondisi menahan rasa lapar dan dahaga. Tapi
dengan hati ikhlas dan semangat besar, ekspedisi di Taman Nasional Bali Barat
ini berjalan dengan lancar.
mulai dari sini, sampai ketemu kembali bogor
Keberangkatan dimulai pada tanggal 20 Juli 2013. Tim terdiri
sebanyak 14 orang, diantaranya yoga, iqbal, ani, anggi, mentari m, intan, arie,
sufie, tri, danu, vina, elsa, ajeng dan sopyan. bersama-sama berangkat dari
stasiun Bogor pukul 7.30 menuju stasiun Jakarta Kota. Tibanya di stasiun
Jakarta Kota pukul 10.00 kami menunggu keberangkatan kereta yang akan
mengantarkan kami menuju stasiun Madiun. Kereta mulai berjalan pukul 11.30,
sebelumnya kami sudah bersiap-siap memasuki kereta untuk mencari tempat duduk
sesuai nomor yang ada dalam tiket kereta. Ohya, keberangkatan kami menuju
Madiun ini tidak hanya dengan tim ekspedisi saja, tapi ditemani pula oleh
teman-teman dari Departemen Hasil Hutan yang akan melaksanakan Praktek Kerja
Lapang (PKL) di Madiun.
Suasana dalam kereta :D
maen kartu terus sampe nggak kerasa bali sudah mendekat :')
Tempat duduk kami berdekatan, kereta ekonomi sekarang sangat
nyaman, tidak usah berdesak-desakan hingga tidak bisa duduk dengan nyaman.
Hingga akhirnya kereta mulai melaju dengan kecepatan normal. Diantara kami ada
yang membawa kartu remi untuk bermain bersama di dalam kereta agar
menghilangkan kejenuhan saat perjalanan. Waktu begitu tak berasa dengan bermain
kartu remi ini. Hingga ada sore tiba, kami satu persatu terlelap tidur. Namun
ada pula yang menghabiskan perjalanannya dengan menonton film di laptop,
sesekali melihat pemandangan kiri kanan kereta, banyak perkebunan, persawahan,
pegunungan dan pemukiman yang terlihat. Indah, ini lah Indonesiaku di tanah
sunda dengan lahan yang begitu subur dan kearifan lokalnya. Adzan maghrib
berkumandang sayup-sayup terdengar di saat perjalanan, kami berbuka dengan menu
makanan yang dibeli dari pedagang asongan yang berlalu lalang di dalam kereta.
Sampainya di stasiun Madiun sudah larut malam, sekitar pukul 12.30
kami tiba, disana sudah ada ibu, adik dan saudaranya yoga yang menjemput kami
dengan mobil. Kami bergiliran diantar dengan mobil karena keterbatasan muatan
mobil yang mampu mengantarkan kami, selain itu juga kami membawa banyak barang.
Tiba di rumah nenek yoga kami langsung membersihkan badan, sholat dan tidur.
Hingga saat sahur tiba kami mulai terbangun dan makan dengan nasi pecel,
nyammmiii makanan khas Madiun ini begitu enak dengan sambel kacangnya yang
lezat.
di Madiun kami sempet loh bermain futsal heheh
Seusai sholat subuh kami mulai terlelap tidur lagi, perjalanan
dilanjutkan dari stasiun Madiun menuju stasiun Banyuwangi pukul 10.30. pukul
08.00 pagi kami mulai terbangun kembali untuk bergiliran mandi dan bersiap-siap
kembali melanjutkan perjalanan. Dengan diantar kembali oleh mobil secara
bergiliran kami pamit kepada ibu dan kakek neneknya Yoga. Kembali mencari
tempat duduk sesuai nomer yang ada dalam tiket, perjalanan kembali dilanjutka
menuju Banyuwangi, pemandangan sekitar kiri-kanan kereta terlihat banyak sawah,
tanaman jagung, tanaman mangga dan tanaman Jati. Kegiatan kami dalam kereta
tidak jauh seperti perjalanan sebelumnya yakni bermain kartu remi dan menonton
film.
Hingga akhirnya kami tiba di stasiun Banyuwangi pukul 21.00 dengan
suasana yang masih ramai dengan orang-orang yang akan menginap disekitar
stasiun, perjalanan kami lanjutkan dengan berjalan kaki menuju pelabuhan
Ketapang yang jaraknya tidak begitu jauh, banyak kenektur yang menawarkan
tumpangan dengan variasi harga yang berbeda-beda, namun kami berniat untuk
langsung menuju loket pemesanan tiket kapal untuk menyebrangi selat hingga
pulau Dewata, Bali. Usai tiket dibeli, kita langsung memasuki kapal, mungkin
ada diantara kami yang baru pertama kali meninggalkan tanah sunda dengan
menyebrangi selat dan pindah pulau. Angin malam diatas kapal begitu kencang,
sesekali rasa mual mulai terasa, namun kami tahan dengan tidur diatas kursi.
Penumpang malam itu tidak begitu ramai, sehingga kami leluasa tidur dengan
sedikit nyaman. Tapi ada pula diantara kami pergi ke atas kapal dan menikmati
lampu-lampu disebrang pulau. perlahan-lahan pulau jawa semakin menjauh dan
pulau bali mulai nampak. Tidak membutuhkan waktu banyak untuk kapal kembali
menepi di pelabuhan Gilimanuk, hanya sekitar 30 menit.
Perjalanan masih berlanjut, kami berjalan kaki menuju Balai Kantor
Taman Nasional Bali Barat yang jaraknya lumayan sedikit jauh dari pelabuhan,
namun malam itu terasa sebentar karena kita menikmati lampu-lampu kota dan
patung-patung berkhaskan agama hindu dan tradisional Bali. tibanya di balai,
kami sudah ditunggu oleh tim pendahulu yakni Riyan, Iman, Dewi dan Dian. Kami
bersalaman terlebih dahulu kepada para petugas yang ada di balai malam itu,
kemudian kami langsung menuju guest house yang telah disediakan oleh para tim
pendahulu untuk kita menginap malam ini. Guest house ini nyaman, rumah
sederhana tapi nyaman dan yang sangat menarik adalah rumah ini tepat dipinggiri
pantai. Sehingga kita bisa menikmati indahnya biru laut bali barat dan deburan
ombak yang saling berkejaran.
Rasa lelah kami hilang setelah membersihkan badan dan terlelap di
kasur springbed yang begitu empuk dan hangatnya bedcover di tengah udara AC
yang menyejukkan. Menu sahur malam itu didapat dari warung yang ada saat kita
berjalan menuju kantor balai, kita makan nasi pecel lagi, ya kami tidak bosan
karena memang lezatnya nasi pecel membuat kami merasa ketagihan. Seusai sholat
subuh kami melanjutkan tidur kami, hingga pukul 7 kami mulai terbangun kembali
dan menikmati pantai bali barat yang indah.
inilah pemandangan depan guest house yang kami singgahi :') indah nggak ketulungan
Pukul 09.00 WITA kami pamit kepada bapak dan ibu yang ada di kantor
balai dan memohon restu untuk memulai kegiatan ekspedisi kami.diantar dengan
mobil bak kami menuju pertigaan memasuki kawasan resort prapat agung, jadi
selama kami ekspedisi kami di fasilitasi kantor yang berbentuk rumah yang
terletak di pertigaan tersebut. Sesampainya disana kami memberekan
barang-barang kami dan menyiapkan tempat tidur berupa matras yang kami bawa.
Memang sedikit berbeda dengan rumah yang kami singgahi semalam tadi.
Kubangan air yang biasa diminum oleh hewan-hewan
Mampir Dulu Ke Pura Sagara Rupek
Mana rusanya??? santai, belummm..
Sorenya kami langsung melaksanakan survey ulang lokasi titik-titik
pengamatan yang sebelumnya sudah disurvey oleh tim pendahulu. Kami memasuki
titik-titik koorditat lokasi pengamatan ke dalam GPS untuk memudahkan dalam
pemetaan nanti, kemudian kami menuju resort prapat agung, disana terlihat
pantai bali barat yang biru, pasir putih dan ombak yang tenang. Kemudian kami
di pandu oleh polhut resort prapat agung menuju kubangan air yang biasa
dijumpai menjangan yang sedang minum. Kami juga diberi informasi mendasar
tentang habitat dan karakteristik menjangan itu sendiri.
Peninjauan lokasi pengamatan tidak semua, namun secara umum kami
sudah mengetahui kondisi lokasi yang akan kami amati. Kami kembali menuju mes kami
menginap, setelah buka puasa dan sholat terawih di mesjid setempat, kami
berkumpul untuk briefing pelaksanaan pengamatan besok. Titik-titik pengamatan
yang kami amati selama 7 hari ialah adalah kubangan, savana, resort brumbun,
resort prapat agung, kelor, batu gondang, dan pulau menjangan. Adapun teknik
pengamatan yang kami laksanakan adalah dengan metode konsentrasi dan
penjelajahan, metode konsentrasi yang kami lakukan yakni melakukan pengamatan
perjumpaan dengan rusa di titik-titik tersebut, sehingga kami lebih pasif untuk
metode pengamatan dengan konsentrasi ini. Sedangkan untuk metode penjelajahan
kami lebih aktif karena kami melakukan penjelajahan, kemudian menyimpan titik
koordinat lokasi dimana kami berjumpa dengan rusa dan menemukan jejak, feses
atau tanda-tanda lain yang ditinggalkan oleh rusa. Adapun waktu yang kami
laksanakan adalah bervariasi mulai dari pagi, siang, sore dan malam.
Pengulangan dalam setiap waktu tersebut dilakukan 3 kali.
penandaan titik plot ke dalam gps
Track yang terjal menuju lokasi pengamatan
Feses Rusa
gerusan rusa
Pengamatan di atas pohon pada malam hari
Penjelajahan di bukit savana
Suasana di dalam mobil menuju lokasi pengamatan
Analisiz vegetasi pakan Rusa
Konsultasi dengan polhut di teras mes
Nemuin sling baja, mungkin untuk trap menjerat hewan
Pengamatan dengan metode penjelajahan
Jejak Rusa
semak belukar, biasanya menjadi shelter rusa
Nemu Rusa betina yang lagi nyari makan nih
Tiba di Pulau Menjangan
perjumpaan dengan kelompok populasi rusa
woooww, rusa jantannya gede banget :D
Penyebrangan menuju pulau Menjangan
Penandaan titik ditemukannya jejak dan feses rusa di savana atas
Selama kami pengamatan banyak hal menarik yang kami alami,
perjumpaan dengan populasi rusa menjadi hal yang menyenangkan baik dalam jarak
dekat maupun jauh, selain itu pemandangan selat dan samudra sepanjang daerah
pengamatan adalah sesuatu yang mengagumkan, di pagi hari kami bisa melihat
matahari terbit di ujung laut, ketika sore hari kami bisa melihat matahari
terbenam dan ketika malam hari kami bisa menyaksikan jutaan bintang di langit
dan bulan yang indah. Melihat perahu berlalu lalang menyebrangi selat dari
pelabuhan ketapang dan pelabuhan Gilimanuk.
Nggak nemu-nemu rusa, jadinya kaya begini
Sun rise dari pulau Menjangan sebelah timur pulau bali
gapura pulau menjangan
selamat datang di pulau menjangan
Snorkling di pantai pulau menjangan
Langit pagi yang indah
Sunrise lagi
padang savana, tempat mainnya rusa :D
Wah, bisa liat pulau menjangan full
Pada akhir pengamatan kami pun berpamitan kepada polhut-polhut yang
telah membantu berjalannya ekspedisi ini, dimana mereka telah membatu
mengantarkan ke titik-titik pengamatan, mengantarkan ke pulau menjangan dan
identivikasi pakan rusa yang dijumpai di lapang. Data-data yang didapat
kemudian kami olah menjadi sebuah informasi dan laporan. Pada keesokkan harinya
kami melakukan presentasi ke pihak taman nasional mengenai hasil dari
pengamatan selama 7 hari tersebut. Presentator dilakukan oleh Sopyan Nurkharim
selaku ketua ekspedisi kali ini.
Foto bersama para polhut resort prapat agung
Tim ekspedisi
Presentasi pelaporan hasil ekspedisi kepada pihak taman nasional
Sebelum kami meninggalkan Bali Barat kami berencana untuk
menjelajahi pulau dewata, pada hari itu juga kami langsung membooking mini bus
untuk mengantarkan kami ke denpasar, disana kami menginap di rumah keluarga
besar Dewi tim ekspedisi. Membutuhkan waktu 5 jam untuk sampai di denpasar,
sore itu kami di denpasar belum pergi mengunjungi daerah-daerah wisata, karena
kami berencana untuk melakukan wisata keesokan harinya.
Tanah Lot
Permisi bli, bli dari korea :D
Pantai Kuta sore hari
Pantai Lovina, berburu lumba-lumba :D
Welcome to Lovina Beach
Nggak bosen liatin kaya beginian
Birunya pantai Bali Barat
Mandi dulu lah
Nusa Dua Bali
disini bisa liat lekukan pulau bali
Afrika van Java
Juara Kayak :P
Kayakan di pantai bakol, baluran
Pesta kikir gigi
haha tiba-tiba diundang :P
Keesokan harinya dengan menggunakan banyak motor mulai mengelilingi
bali, lokasi yang kami kunjungi ialah pantai nusa dua bali, pantai kute, pantai
lovina, Garuda Wisnu Kencana, Tanah Lot dan di akhir kami berbelanja oleh-oleh
di Pasar Sukawati, Erlangga, dan Joger.
Berhubung lebaran sebentar lagi sedangkan tiket kami kembali ke
madiun tanggal 4 maka tanggal 2 kami meninggalkan pulau dewata karena takut
terjebak arus mudik. Sambil menunggu tanggal 4 kami berkunjung dan menginap di
Taman Nasional Baluran, sambutan hangat dari pihak TN yang telah bekerjasama dalam
ekspedisi 2 tahun sebelumnya membuat kami merasa gembira. Afrika van java,
itulah sebutan untuk daerah ini, ada dari tim ekspedisi tahun ini belum pernah
berkunjung ke baluran sehingga kami berencana untuk bermain di baluran dan
melihat banteng yang menjadi satwa yang dilindungi dikawasan TN tersebut.
Tanggal 4 kami kembali ke madiun, berbeda dengan sebelumnya kami
menginap di rumah kakek dan neneknya yoga, kali ini kami menginap langsung di
rumah yoga. Dan kami berjumpa kembali dengan teman-teman departemen hasil hutan
yang sedang pkl di madiun yang sebelumnya berangkat bersama menuju madiun.
Keesokan harinya dari stasiun madiun kami kembali ke stasiun jakarta. Pagi buta
kami tiba di stasiun jakarta kota, sehingga kami berencana untuk mencari makan
sahur di sekitar stasiun, setelah selesai mendirikan sholat subuh kami kembali
ke stasiun menunggu kereta commuter line keberangkatan pertama menuju bogor.
Sekitar pukul 09.00 kami kembali tiba di bogor. Dengan rasa syukur bisa kembali
pulang dengan selamat dan membawa seribu cerita dari pulau dewata untuk teman
dan keluarga tercinta.
(Intan
Nurhajah/R-XVI/006)
Komentar
Posting Komentar